Mentari...

Mentari kau bersinar lagi...
Kau terbitkan cahaya seni...

Buatku,hangat membara...
Menyusuk ketulag tulangku...

Lantas kulit ini kering...

Hitam dan berkeluping.

Mentari...

Begitupun aku...

Yang tidak mungkin melupakan...

Janji-janjiku pada Dia...

Dia yang menjanjikan aku hidup.

Sampai bila yang Dia perlukan...

Tapi belum tentu aku...

Menepati janji-janjiku...

Walaupun aku tidak pernah lupa...

Walaupun pastinya aku tidak berdaya...

melaksanakannya.

Tapi adakah aku tetap bersalah...

Hanya Dia yang pasti...

Kerana aku tidak menepati janji...

Tidak seperti engkau mentari...

Esok kau akan bersinar dan bersinar lagi..

Setelah duka malam menantikan hasratmu...

Hasrat untuk melabuhkan jendelamu...

Walaupun kau tlh diperintahkan tidak begitu...
Juga seperti aku.

Aku yang hidup belum pasti...

Belum ada ketentuan...

atau haluan...

Lantas aku diperkatakan...

dan diperhinakan dan...

Hanya dia yang tahu...

Antara kau mentari dan aku.